Pisang dan Kopi RI Berpotensi Besar Kuasai Pasar Jepang.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Arifin Tasrif
mengatakan, tiap tahunnya, Jepang mengimpor pisang dan kopi dari negara
lain. Sayangnya, yang berasal dari Indonesia jumlahnya masih sangat
kecil.
"Jepang impor pisang 1 juta ton dari Filipina, sisanya Amerika Latin.
(Dari Indonesia) hanya 3.000 ton per tahun. Kopi juga, kopi Indonesia
top, tapi produk ke sini dari Vietnam. Padahal kopi kita spesifik, ada
Gayo, Toraja, Kintamani," ujar dia di Osaka, Jepang, seperti ditulis
Rabu (6/2/2019).
Selain itu, kebutuhan anak produk nanas di Jepang juga besar. Namun sayangnya, nanas asal Indonesia belum banyak memenuhi standar yang ditetapkan Negeri Sakura.
"Nanas kita besar-besar. Tapi di sini harus di bawah 800 gram, yang
kecil-kecil, agar bisa masuk supaya sesuai dengan pabrik yang
memprosesnya," kata dia.
Melihat hal tersebut, lanjut Arifin, sebenarnya Indonesia punya
potensi besar untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. Namun syaratnya,
harus ada peningkatan kualitas produk dan memenuhi standar yang
ditetapkan otoritas di Negeri Sakura.
"Yang harus diperbaiki yaitu kemauan untuk ekspor. Karena market gede
kita happy di dalam negeri. Untuk masuk ke Jepang harus memenuhi
standar tertentu, kesehatan, rasanya seragam, warnanya harus bagus,"
tutur dia.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan Indonesia memang butuh untuk meningkatkan ekspor produk.
Selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor juga guna memenuhi kebutuhan valuta asing.
"Ekspor perlu didorong dan ini perlu waktu. Sekarang Presiden sudah
dorong ekspor. Intinya kalau kita tidak punya suatu barang, sedangkan
kita butuh maka perlu impor. Impor itu pembayarannya pakai valuta asing.
Kita hanya bisa punya valuta asing kalau kita bisa ekspor," tandas dia.
Komentar
Posting Komentar